Tempo, Dinamik, Perubahan Tempo, Mengukur Tempo dan Contoh Lagu

Tempo, Dinamik, Perubahan Tempo, Mengukur Tempo dan Contoh Lagu

Tempo dan dinamik merupakan unsur musik yang cukup penting, terutama untuk bernyanyi vokal grup dan paduan suara. Tempo adalah cepat lambatnya lagu dinyanyikan. Dinamik adalah keras lemahnya menyanyikan nada-nada tertentu. Tempo dan dinamik sangat menentukan harmoni sebuah lagu. Dengan menerapkan tempo dan dinamik secara benar dalam bernyanyi, lagu akan terdengar mengalun indah.
1. Tempo

Selain akor, di dalam partitur lagu juga terdapat istilah 'tempo di marcia'. Kata tersebut lazim terletak di sisi kiri atas atau di sebelah kiri judul lagu. Selain itu, di baris keempat setelah bar ketiga ada istilah 'rit'.
Kata-kata tersebut adalah istilah dalam notasi partitur lagu untuk memberikan penanda tempo atau perubahan tempo. Dalam partitur lagu, tempo itu berarti cepat lambatnya lagu dinyanyikan, termasuk perubahan kecepatannya.

Caba minta salah satu temanmu menyanyikan sebuah lagu, lalu nyanyikan sekali lagi dengan kecepatan yang berbeda. Apa yang kamu rasakan?
Mendengar lagu yang diubah kecepatannya, sekejap akan terasa janggal, misalnya saja saat seseorang menyanyikan lagu II Mengheningkan Cipta11 dengan kecepatan seperti ketika dia menyanyikan lagu II Halo­ Halo Bandung". Oleh karena itu, kecepatan menyanyikan lagu sebaiknya mengikuti petunjuk yang telah dibuat oleh penciptanya seperti tertulis dalam partitur di atas. 

Ada lagu yang bertempo cepat dan ada pula lagu yang bertempo lambat. lstilah-istilah sebagai tanda tempo biasanya menggunakan bahasa Italia. Akan tetapi, dapat juga kita menggunakan istilah dalam bahasa lain atau bahkan bahasa Indonesia. Pencipta lagu biasanya telah menentukan tempo lagu ciptaannya. Penetapannya dilakukan dengan menuliskan tanda tempo di kiri atas notasi lagu. Tanda tempo sebuah lagu berlaku untuk keseluruhan teks lagu tersebut. 

Tanda tempo sebuah lagu berlaku untuk keseluruhan teks lagu

Variasi pemakaian tanda tempo

Istilah-istilah tempo di atas pada dasarnya dapat berdiri sendiri, tetapi pencipta lagu kadang-kadang masih menambahkan istilah lain bagi lagunya. Penambahan istilah ini tentu ada maksudnya karena ungkapan cita rasa lagu lewat kecepatan lagu tersebut memang harus tergambarkan dengan lebih tepat. Oleh karena itu, sering kita jumpai sebuah lagu diberi tanda tempo berupa gabungan dua istilah, atau berupa penambahan akhiran tertentu, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa variasi pemakaian tanda tempo:
1. Menggabungkan dua istilah. 
Biasanya dilakukan untuk dua istilah yang berdekatan, misalnya: Allegro Vicave, yang berarti lebih cepat dari allegro tetapi kurang dari vivace.
2. Menambahkan istilah lain. 
Biasanya dilakukan untuk menambahkan sifat tertentu dari sebuah lagu.
Untuk praktisnya, istilah con sering dihilangkan, sehingga menjadi adagio maestoso, allegro fiesta, dan sebagainya.

Tempo di ... artinya kecepatan setara dengan:
  • Tempo di valse (kecepatan setara dengan irama waltz, kira-kira 60 ketuk per menit).
  • Tempo di marcia (kecepatan setara dengan langkah berbaris, kira-kira 120 ketuk per menit). 
3. Menambahkan akhiran tertentu.
Biasanya akhiran tersebut adalah etto yang berarti agak dan issimo yang berarti sangat.







Perubahan tempo

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa tanda tempo sebuah lagu berlaku untuk keseluruhan teksnya, kadang kala pencipta masih menginginkan variasi tempo tertentu di bagian-bagian tertentu lagunya. Untuk itu, pencipta dapat menggunakan istilah-istilah perubahan tempo. lstilah-istilah tersebut di antaranya adalah: 
ritenuto sering disingkat rit, artinya diperlambat.
accelerando sering disingkat acce/, artinya dipercepat.
a tempo atau tempo primo, artinya kembali ke tempo semula.
lstilah untuk perubahan tempo ini dituliskan di atas paranada pada bagian yang dikehendaki perubahan temponya.
Mengukur tempo

Sudah dijelaskan di atas bahwa tanda tempo menunjukkan cepat lambatnya lagu dinyanyikan. Tetapi, seberapa tepat kecepatan sebuah tempo harus diterapkan dalam menyanyikan lagu? Bagaimana cara mengukurnya? Johann Nepomuk Malzel (1770-1838) menolong kita dengan alat temuannya yang diberi nama Metronome Maize!. Alat ini dapat memberi tanda berupa ketukan teratur yang dapat disetel sesuai dengan tempo lagu. Jika disejajarkan dengan tempo lagu, metronome akan memberi tanda kecepatan sebagai berikut:

Dinamik

Saat bernyanyi paduan suara, selain memperhatikan tempo, kamu juga harus memperhatikan dinamik. Dinamik berararti kekuatan, yaitu keras lemahnya atau kuat lembutnya nada dinyanyikan. Dinamik lagu akan memengaruhi suasana lagu tersebut. Ada dua istilah pokok dinamik lagu, yaitu forte yang berarti kuat dan piano yang berarti lembut. Dalam notasi musik, forte disingkat f dan piano disingkat p. Karena kuat lemahnya lagu itu bervariasi, masih ada pula variasi dinamik lagu. Berikut adalah tanda-tanda dinamik lagu beserta artinya.

Tanda dinamik dituliskan di atas bagian lagu yang dianggap perlu. Pengaruhnya hanya berlaku bagi not-not yang berada di dekatnya. Namun, dalam praktiknya, penafsiran seseorang terhadap dinamik lagu tergantung pada yang bersangkutan. Lebih banyak orang memainkan nada-nada rendah dengan lembut dibandingkan nada-nada tinggi dengan kuat meskipun tidak terdapat tanda-tanda dinamik lagu. Namun, untuk kepentingan berlatih, lebih baik kalian mematuhi notasi musik secara lebih total karena pencipta lagu atau komposer pasti memiliki maksud tertentu dalam menuliskan lagunya.
Berikut ini adalah lagu dari daerah Minang (Sumatera Barat) yang diaransir dengan dua suara.

Perhatikan tanda-tanda perubahan tempo dan dinamik pada partitur di atas. Ada tanda II rit" (ritenuto) yang artinya diperlambat. Berarti, pada bagian tersebut tempo nyanyian diperlambat sampai selesai. Selain itu, ada pula tanda 11 <" (cresendo) yang maksudnya pada bagian tersebut lagu dinyanyikan makin lama makin kuat dan 11 > 11 (decresendo) yang artinya pada bagian tersebut lagu dinyanyikan makin lama makin lemah. 
Suara dua untuk lagu di atas menggunakan nada-nada rendah dengan interval terts (besar dan kecil). Jika dibawakan oleh anak laki­laki atau anak perempuan semua, suara satu sebaiknya dibawakan oleh anak yang bersuara tinggi dan suara dua dibawakan oleh anak yang bersuara rendah. Namun, jika dibawakan secara campuran anak laki-laki dan anak perempuan, sebaiknya suara satu di dibawakan anak laki-laki dan suara dua dibawakan oleh anak perempuan. 

a. Paduan suara dua nada

Paduan suara dengan dua nada untuk suara sejenis adalah paduan yang dinyanyikan oleh laki-laki semua atau perempuan semua, sebaiknya disusun dengan suara I lagu asli dan suara II dengan nada lebih rendah dengan jarak terts besar atau kecil. Jika akan dibawakan oleh laki-laki semua, suara I dibawakan oleh yang berjenis suara tenor dan suara II dibawakan oleh yang bersuara bas. Jika akan dibawakan oleh paduan suara perempuan semua, suara I dibawakan oleh yang berjenis suara sopran dan suara II dibawakan oleh yang bersuara alto.
Sementara untuk jenis suara yang berbeda (laki-laki dan perempuan), disarankan laki-laki sebagai pengisi suara I dan perempuan sebagai pengisi suara II. Namun, jika perempuan diharapkan sebagai pengisi suara I dan laki-laki sebagai pengisi suara 11, maka aransir lagu perlu disesuaikan dengan mengganti nada untuk suara II dengan jarak terts yang lebih tinggi. 

Ayam den lapeh
b. Paduan suara tiga nada
Paduan suara dengan tiga nada biasanya dibawakan oleh penyanyi yang sejenis, yaitu laki-laki semua atau perempuan semua. Setiap suara sudah ditetapkan bagiannya. Suara satu untuk sopran atau tenor, suara dua untuk mezosopran atau bariton, dan suara tiga untuk alto atau bas.  

Perhatikan contoh lagu berikut. 

Timang-timang Anakku Sayang

Timang-Timang Anakku Sayang

Timang-Timang Anakku Sayang

c. Paduan suara empat nada

Paduan suara dengan empat nada biasanya dibawakan oleh penyanyi campuran, yaitu laki-laki dan perempuan. Setiap suara sudah ditetapkan bagiannya. Suara satu untuk perempuan sopran, suara dua untuk perempuan alto, suara tiga untuk laki-laki tenor, dan suara empat untuk laki-laki bas. Pembagian suara itu biasanya disimbolkan dengan SATB, singkatan dari sopran, alto, tenor, dan bas. 

Perhatikan contoh lagu berikut. 

Mengheningkan Cipta

Mengheningkan Cipta
Pada bagian-bagian sebelumnya, kita telah mempelajari tangga nada mayor dan minor. Dalam penerapannya, biasanya lagu-lagu yang bertangga nada mayor berciri ceria, riang, dan senang. Sebaliknya, lagu-lagu yang bertangga nada minor biasanya berciri sedih, syahdu, sendu, dan haru. 

Melati di Tapal Batas
Serumpun Padi

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Level Gerak Pada Tari, Level Tinggi, Level Sedang, Level Rendah, Pola Lantai Tari, Berpasangan, Kelompok

Mengenal Tangga Nada Kunci Diatonis Pentatonis

Berkarya Musik, Menentukan Tema Lagu, Membentuk Motif dan Frase