Tari, Maknawi, Formasi, Murni, Eksplorasi, Waktu, Level, Ruang, Irama, Gerak, Tempo, Budaya

GERAK TARI, ARAH HADAP DAN GERAK, IRAMA GERAK TARI, ELEMEN DASAR TARI

A. GERAK TARI


Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Dalam tari, gerak merupakan unsur paling utama. Gerak tari terbagi menjadi dua, gerak murni dan gerak maknawi. Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan semata, seperti memutar pergelangan tangan, memutar kepala, dan menggetarkan bahu badan. Sementara itu, gerak maknawi adalah gerak yang memiliki maksud atau makna, seperti meniru.

Tindakan meniru ini dapat dilakukan dengan memperhatikan gerak tingkah laku manusia dengan kegiatan kesehariannya, seperti mencangkul, menanam, menuai, menebar benih, menebar jaring di laut, memukul, memanah, menghindar, dan lainnya. Semua itu dapat menjadi sumber gerak tari. Selain itu, seorang penari juga dapat meniru tingkah laku binatang atau perangainya, seperti menirukan dengan gerakan yang digayakan dengan indah burung terbang melayang di udara, kupu-kupu terbang berpindah dari bunga yang satu ke bunga berikutnya, kelinci meloncat dan seterusnya. Gerak murni dan gerak maknawi dapat dipadupadankan atau dirangkai sesuai dengan tema tarian yang akan disusun. Merangkai atau menyusun gerak tari tidak harus yang berupa gerakan yang rumit, namun cukup dengan gerak yang tampak saja.
 
Gerak Tari


B. ARAH HADAP DAN ARAH GERAK

Seorang penari harus mengerti arah hadap dan arah gerak dalam tarian. Dengan demikian, gerak tari yang diperagakan akan tampak lebih menarik dan tidak terkesan monoton karena dapat menguasai tempat atau area menari dan menghadap penonton. Arah gerak yang yang harus dikuasai tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Arah hadap penari bisa menghadap ke depan, ke kanan, ke kiri, serong ke kanan, serong ke kiri, atau sesekali membelakangi penonton.
  2. Arah gerak penari bisa bergerak maju, mundur, ke samping, berp'utar membentuk lingkaran, zig-zag, membentuk garis-garis vertikal, horizontal, diagonal, serta garis variasi simetris atau asimetris.

C. IRAMA GERAK TARI

Irama adalah serangkaian bunyi nada-nada yang telah diselaraskan sesuai dengan maksud dan tujuan gerak tari. Dalam irama ada waktu,, yaitu suatu ukuran yang dipakai untuk mengatur lamanya tarian dan membatasi peristiwa dari awal sampai akhir menari.

Waktu dalam gerak tari dibagi menjadi dua yaitu, tempo gerak dan irama gerak. Tempo gerak adalah waktu ketika memulai sampai menyelesaikan suatu gerakan (durasi). Irama gerak adalah waktu yang dipakai untuk menyelesaikan rangkaian gerak di dalam tempo dan dinamika.
Waktu atau tempo yang dikaitkan dengan irama menandakan berapa lama waktu untuk menari. Jika gerakan lembut atau halus penari menggunakan irama lambat dan tempo yang lama, sedangkan jika gerak yang diperagakan keras dan tegas, irama tempo yang digunakan cepat. Musik pengiring dalam tarian dibagi menjadi dua, yaitu irama diatonis dan pentatonis. Musik pengiring dengan irama diatonis contohnya musik jazz, keroncong, dangdut, dan rock. Adapun irama pentatonis contohnya irama gangsaran, irama ladrang, irama ketawang, irama ciblon, dan irama ketawang (Jawa). Namun, bukan berarti semua musik yang termasuk ke dalam irama diatonis dan pentatonis dapat dipergunakan sebagai pengiring tarian karena rangkaian gerak masing-masing memiliki karakter gerak yang berbeda-beda, seperti gerakan yang tegas atau kuat, ringan atau lincah, serta sedang.

Selain sebagai pengiring tari, irama memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.

1. Pengatur Waktu Pementasan

Selain sebagai pengatur waktu pementasan, irama dapat menjadi pemberi ekspresi gerak, ilusi gambaran suasana, dan merangsang munculnya gerak tari. Musik pengiring tari memiliki keistimewaan lain, yaitu menciptakan keramaian bagi yang menonton dan yang ditonton pun semakin mantap dan lebih percaya diri.

Sebagai pengatur waktu, irama dapat membuat penonton terbawa untuk melihat, mempersiapkan penari, pemusik untuk mengawali pentas tepat waktu, memberi ukuran seberapa tenaga yang dibutuhkan untuk mengawali tarian, seberapa lama waktunya, dan memberi tahu awal dimulainya pertunjukan.

2. Pemberi atau Pemertegas Gerak Ekspresi Gerak

Irama musik harus dapat menggambarkan peranan yang dibawakan, misalnya memerankan gerak burung, raksasa, gerak marah, bersedih, dan sebagainya sehingga tampak hidup.

3. Pemberi llusi atau Gambaran Suasana

Irama musik harus dapat menciptakan suasana kacau, tegang, riang, gembira, dan sebagainya sesuai yang dikehendaki.

Irama musik menurut asal suaranya dibedakan menjadi dua, yaitu musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah musik yang berasal dari dalam diri manusia, contohnya, tepukan tangan, siulan, entakan kaki, teriakan, suara mulut, dan lainnya. Sementara itu, musik eksternal adalah musik yang berasal dari luar manusia, misalnya suara yang dihasilkan alat-alat musik dan suara alam atau binatang.

Biasanya, dibutuhkan waktu yang lebih lama saat menggunakan irama musik internal karena harus dilakukan secara terus-menerus untuk memperoleh irama atau suara yang kompak, keras, tegas, lembut, sesuai yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk melihat ketepatan pengiring gerak tari, pengikat gerak tari, dan pemertegas gerak tari agar cukup memberi ilustrasi gerak tari.

1.  Irama Internal

Irama musik internal dari daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda-beda, misalnya pada satu daerah ada yang menggunakan pengiring tarinya dengan entakan kaki sambil membaca syair (tari suku pedalaman Irian), menggunakan beberapa tepukan pada bagian tubuhnya seperti dada, paha, pundak sambil membaca syair atau cerita dengan bahasa ibu seperti tari saman dari Aceh, yang menggunakan decakan mulut seperti tari kecak dari Bali. Penari saman selain menghafalkan rangkaian gerak tari, diwajibkan hafal syair lagunya. Syair lagu yang dinyanyikan berfungsi sebagai pengikat gerak atau petunjuk untuk memulai, berpindah, atau mengganti gerakan tariannya. Para penari tersebut harus kompak karena masing-masing individu memiliki tanggung jawab penuh dalam kelompoknya.

Musik internal sangat murah meriah dan mudah apabila dilakukan bersama-sama dan suara yang dihasilkan sebagai pengiring tari tidak kalah menariknya dengan musik eksternal. Musik yang berasal dari tubuh manusia sangat unik dan menyenangkan apalagi dilakukan bersaut-sautan sehingga nampak lebih meriah dan mengasikkan.

2 . Irama Eksternal

Irama eksternal Nusantara memiliki beraneka ragam jenis dan bentuknya sehingga alat musik terus berkembang, seperti rebana yang dipadu dengan drum dan tifa, atau musik kolintang dipadu dengan organ, ada lagi seperangkat gamelan yang ditambah dengan alat musik drum dan organ. Penggunaan alat musik yang berbeda itu dimaksudkan untuk membuat iringan musik tari lebih menarik, ramai, semarak dalam pertunjukannya.
Namun, daerah yang masih bertahan pada alat musik kedaerahannya pun masih banyak, karena ingin menjaga kelestarian budaya daerahnya, seperti musik gamelan laras pelog dan slendro dari pulau Jawa-Bali, angklung, calung dari Jawa Barat, kolintang (Minahasa), atau telempong (Minangkabau). Semuanya itu menjadi harta bangsa ini yang tak ternilai harganya dan pembeda tersebut tidak menjadi pecahnya kebersamaan dalam bernegara malahi menjadi pengikat satu kesatuan yang utuh dalam berbhinneka tunggal ika.

D.  ELEMEN DASAR TARI

Unsur utama menari adalah gerak-gerak yang digayakan untuk diperindah dengan diiringi lagu atau musik tari. Di dalamnya terdapat penggunaan elemen dasar tari, yaitu:

1. Ruang
Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak pindah tempat. Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua, yakni ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak. Oleh karena itu, saat memperagakan rangkaian gerak yang sudah tersusun dibutuhkan ruang gerak tari, yang artinya rangkaian gerak pertama volume geraknya sedang, rangkaian gerak ke dua volume geraknya sempit, rangkaian gerak berikutnya volume gerak yang dibutuhkan lebih luas begitu seterusnya sampai selesai sesuai dengan kebutuhan. Apabila rangkaian gerak tari kelompok masing-masing penari memilliki perbedaan penggunaan ruang gerak, para penari perlu saling memperhatikan agar tidak bertabrakan.

Ruang juga merupakan salah satu unsur penunjang yang menentukan terwujudnya peragaan gerak yang tampak harmonis, karena di dalamnya terdapat arah gerak dan arah hadap penari. Untuk menentukan fokus, level, kepadatan, keleluasaan, serta desain-desain yang menarik.

Fokus adalah titik pandang penari dengan penonton sebagai titik sentralnya. Penari dapat memperkuat sentralnya dengan lengan yang merentang lurus ke depan, mata memandang tajam ke arah salah satu penonton, atau dengan sikap badan berlawanan arah pandang atau arah tangan merentang ke kanan pandangan ke kiri. Fokus biasanya dilakukan untuk mencari perhatian atau agar diperhatikan karena ad a yang menarik atau penting.

Pada tari, level adalah tingkat jangkauan gerak yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan aturan gerak tari itu sendiri, seperti meninggi, merendah, atau sedang. Hal ini dapat memunculkan kesan dinamis ketika menari atau memperagakan rangkaian gerak dari satu gerak ke gerak berikutnya dengan arah gerak dan arah hadap yang selalu berganti, berinteraksi saling merespons, menanti, dan melengkapi.

Tingkatan level tari terbagi menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pada level tinggi, penari melakukan gerakan meloncat sambil menggerakkan salah satu tangannya ke atas, sedangkan pada level rendah penari melakukan gerakan jengkeng atau duduk. Sementara itu, untuk level sedang, penari melakukan gerakan berdiri seperti biasa. Penggunaan level yang divariasi dari ketiga level tersebut akan menambah penampilan gerak sehingga lebih dinamis dan menarik.

Kepadatan atau density adalah penguasaan ruang ketika bermain formasi dapat simetris (seimbang) atau asimetris. Peragaan gerak tari yang dilakukan secara kelompok terkadang tidak hanya berupa satu rangkaian gerak yang sama atau berbeda, tetapi juga penguasaan ruang gerak seimbang antara kanan-kiri serta muka-belakang sehingga kesan yang diperoleh variatif dan lebih dinamis.

Keleluasaan atau ukuran (range) adalah penari dapat bergerak dengan ukuran gerak sesuai karakter gerak dan merasakan (sensing) sedih, gembira, gagah, atau marah. Ukuran rangkaian gerak yang diperagakan perlu sesuai dengan karakter gerak maskulin atau feminim, sehingga penggunaan tenaganya pun dapat disesuaikan kuat tegasnya gerak dengan penarinya.

Desain atau rancangan pada tari adalah peragaan rangkaian gerak penari saat para penari berinteraksi dalam satu kelompok kecil atau besar untuk membuat kesan menarik dengan garis-garis gerak yang dilalui sehingga tampak oleh penonton. Desain gerak atas yang ditampilkari oleh penari dilakukan dengan cara melompat, meloncat, atau dengan menggunakan properti seperti selendang, payung, atau alat lain yang melintas sesaat di udara sehingga terlihat oleh penonton. Sementara itu, desain bawah merupakan garis-garis gerak yang dilalui penari, seperti garis diagonal, horizontal, vertikal, zig-zag, spiral, dan berputar maju atau mundur.
2. Waktu di Dalam Tarian
Waktu dalam peragaan gerak tari terbagi menjadi dua, yaitu tempo dan irama gerak. Tempo gerak adalah waktu sepanjang gerak penari, sejak mulai menari sampai selesai, baik itu gerak cepat atau lambat maupun gerak bervariatif sehingga memberi irama gerak. Irama gerak adalah waktu yang dipakai untuk menyelesaikan rangkaian gerak sehubungan dengan tempo dan dinamika gerak, dari cepat ke sedang, sedang ke cepat, atau lambat ke cepat dengan tempo gerak yang berbeda sesuai karakter gerak.

Saat memperagakan rangkaian gerak tari, sangat perlu untuk diketahui bahwa rangkaian gerak yang sedikit memerlukan waktu yang dibutuhkan berbeda dengan peragaan rangkaian gerak yang panjang, temponya pun menjadi berbeda. Sebaliknya, irama gerak untuk rangkaian gerak yang cepat tentu irama geraknya berbeda dengan rangkaian gerak yang lembut berkesinambungan.

3. Tenaga dalam Menari

Tenaga bagi seorang penari sangat penting untuk mewujudkan tarian apa yang akan diperagakan. Oleh karena itu, seorang penari di saat menyajikan tari harus pandai menghemat tenaga dan harus mampu menempatkan tenaga dengan tepat, tahu kapan menambah kekuatan {power) gerak, mengurangi, dan mengakhiri dengan tegas, kuat, atau lembut. Dalam tarian, tenaga memiliki beberapa fungsi, yaitu:
  • Sebagai pengawal gerak, yaitu penari menggunakan tenaganya untuk memulai tari yang diperankan sesuai karakter gerak, dimulai dengan kekuatan gerak penuh, ringan, lembut, atau siap berpose di tempat.
  • Sebagai pengatur gerak, adalah penari mengatur tenaganya supaya bertahan lama dari awal menari sampai selesai sehingga penari tidak kehabisan tenaga di akhir peragaan tarian.
  • Sebagai penutup, yaitu penari menutup tariannya dengan tenaga yang tersisa yang sudah diatur sehingga tidak terkesan terengah-engah atau kelelahan, tetapi berakhir dengan baik dan mengesankan.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan tenaga, yaitu intensitas gerak, aksen gerak, dan kualitas gerak. Intensitas gerak, adalah banyak sedikitnya tenaga yang dipakai dalam peragaan gerak tari sehingga terlihat mengalir berkesinambungan. Aksen atau tekanan adalah penggunaan tenaga yang tidak merata dalam memperagakan rangkaian gerak tari agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan kuat, lembut, cepat, dan ringan. Kualitas gerak, adalah penyaluran tenaga ke rangkaian gerak tari yang diperagakan sesuai karakter gerak (pengaturan napas) sehingga memperoleh hasil gerak yang bagus. Kualitas gerak yang diperagakan harus sesuai'dengan ketentuan, karena gaya tari tidak memandang penarinya apakah perempuan, laki-laki, kurus, atau gemuk sebab yang terpenting adalah tarian luwes atau enak dilakukan tanpa paksaan.

F. AKTIVITAS MENGEKSPLORASI GERAK TARI

Bereksplorasi mencari atau membuat gerak tari bisa melalui mendengarkan suara musik, melihat aktivitas sekitar lingkungan, dengan berbagai gerak yang digayakan, kemudian dirangkai sesuai keinginan atau tema dan karakter gerak tersebut. Lalu, gerakan tersebut dipraktikkan secara sendiri, berpasangan, atau kelompok.

Dengan mendengar berbagai aliran musik, akan muncul keinginan bergerak mengikuti irama musik tersebut dan gerak-gerak tersebut bisa diulang-ulang dan dirangkai untuk menjadi satu tarian. Selain itu, bisa juga dengan cara memperhatikan kegiatan masyarakat sekitar atau perangai binatang yang gerakannya selanjutnya digayakan, diperindah, dan dirangkai sampai menjadi satu tarian.

Gerak yang telah tersusun atau terangkai harus diperagakan berulang-ulang. Pengulangan ini dapat dimulai dengan menggunakan hitungan atau sambil menyanyi, sampai memperoleh keluwesan, sesuai dengan penggunaan ruang gerak yang bervolume sempit, luas, cukup, atau cukup dengan bergerak di tempat, berpindah tempat maju, mundur, ke samping, atau berputar. Penggunaan ruang, waktu, dan tenaga yang dikehendaki kemudian disesuaikan dengan iringan musik atau lagu yang tepat, sehingga jadilah satu tarian untuk dipentaskan.

Contoh: Gerak hasil, dirangkai dengan penggunaan ruang, waktu, dan tenaga. 

1. Peragaan rangkaian gerak tari dengan dua penari dengan pola lantai seperti berikut.

2. Peragaan rangkaian gerak tari dengan tiga penari dengan pola lantai sepertiga berikut.

3. Peragaan rangkaian gerak tari dengan empat penari dengan pola lantai seperti berikut.

4. Peragaan rangkaian gerak tari dengan lima penari dengan pola lantai seperti berikut.

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Level Gerak Pada Tari, Level Tinggi, Level Sedang, Level Rendah, Pola Lantai Tari, Berpasangan, Kelompok

Teknik Membentuk, Teknik Cetak, Teknik Menganyam, Teknik Menenun, Teknik Membordir, Teknik Mengukir, Pengelolaan Sumber Daya Usaha,

Proses Pencetakan dengan Teknik Cetak Tekan, Proses Pembentukan dengan Teknik Cetak Tuang